Untuk Jiwa Mu Anak-Anak Ku

Wahai anak-anak ku
Hidup ini sementara cuma
Sampai saat dan waktunya
Senyum dan tawamu akan sirna
Cahaya pada wajahmu
akan hilang sinarnya
Jika hati mu terbiar nanar
Melarat dalam hidup penuh dosa

Wahai Anak-anakku
Keremajaanmu akan meninggalkan mu
Terkapar lesu dalam lalai dan nista
Setelah hari demi hari yang kau lalui
Tidak mendekatkan mu pada Pemilik diri
Atau merundukkan jiwamu
pada kesempurnaan dan keagungan Ilahi

Wahai anak-anak yang kami cintai
Maafkan kami untuk semua kesalahan diri
Jiwa kami tidak semurni embun pagi
Juga tidak semulia Nabi
Kerana kami insan biasa
Sering tewas dalam mengawal jiwa

Namun yakinilah dalam diri
kami tidak pernah kecewa
Untuk mengajarmu menjadi dewasa
Lalu menatap hari baru dengan hati dan jiwa

Wahai anak-anak kami
Maafkan kami guru-gurumu
Terkadang terkasar dan terluka jiwamu
Sungguh
Kami manusia biasa
terkadang salah dan silap bicara
Namun dihati kami ada cinta dan asa
Ada kasih suci yang mewarnai hati
Agar dirimu kan sentiasa tumbuh
Bersama taqwa dan harga diri

Wahai anak-anak kami
Diteratak waqafan ini
Kami menanam budi
tetapi bukan hanya untuk kami
Juga untuk jiwamu anak-anak yang dikasihi
Agar dirimu membesar dan mampu mengerti
Lalu dalam kesementaraan hidup ini
Sibuk dirimu mencari bekal diri

Duhai anak-anak yang kami cintai
Betapa ingin hati-hati kami
Melihat terbangunnya kemuliaan pekerti
Pada jiwa peka perkasa
Mendepani hidup penuh tipu nista
Dengan Iman dan hati yang mulia
Bersama akhlaq murni penghias diri

Duhai anak-anak yang kami cintai
Betapa rindunya hati kami
Mendengar kata bicaramu yang menyejukkan hati
Melihat tertib dan indahnya budi
Atau sifat malu pembatas diri
Pada tingkah dan sikap diri
Agar kan lapang jiwa dan hati kami
Jika hari ini kami terpaksa pergi
Kembali pada Robbul ‘Izzati

Abu Umar (http://my.opera.com/azmibhr/blog)